Rekan-rekan Rujukan Skripsi yang berbahagia.
Pada postingan kali ini saya akan mengulas tentang PENGARUH MODELPEMBELAJARAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI. Silahkan dirujuk dan diunduh filenya pada link yang tertera di akhir postingan ini. Atau jika rekan-rekan berminat untuk mencari rujukan skripsi yang lain dengan berbagai judul silahkan unduh filnya di postingan DAFTAR SKRIPSI LENGKAP DARI BAB 1 - 5 GRATIS.
DAFTAR SKRIPSI LENGKAP DARI BAB 1-5
DAFTAR SKRIPSI LENGKAP DARI BAB 1-5
DAFTAR SKRIPSI LENGKAP DARI BAB 1-5
DAFTAR SKRIPSI LENGKAP DARI BAB 1-5
DAFTAR SKRIPSI LENGKAP DARI BAB 1-5
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bahasa Indonesia adalah mata pelajaran yang diujikan di tingkat nasional. Tujuan dari pengajaran Bahasa Indonesia di tingkat SMP adalah mempersiapkan anak didik untuk melanjutkan pendidikannya di tingkat SMA. Dengan pembelajaran Bahasa Indonesia yang memadai, mereka diharapkan dapat mengikuti dan mencapai prestasi di bidangnya masing- masing.
Pembelajaran Bahasa Indonesia SMA diarahkan pada penguasaan keterampilan berbahasa. Keterampilan berbahasa itu meliputi keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Salah satu keterampilan yang harus dimiliki oleh siswa adalah keterampilan menulis, dengan keterampilan menulis, memungkinkan siswa untuk dapat mengkomunikasikan isi jiwa, ide, gagasan, pendapat dan penalarannya kepada berbagai pihak, kemampuan yang demikian itu, dalam masyarakat modern dan terbuka seperti sekarang ini, amat penting peranannya, termasuk bagi siswa SMA, mereka dituntut untuk mampu menulis dengan baik.
Di samping itu, dengan menulis seseorang tanpa disadari akan dituntut untuk menguasai tiga keterampilan berbahasa lainnya. Sebelum menulis ia harus menguasai keterampilan menyimak dan membaca agar dapat memperoleh bahan tulisan yang memadai. Selanjutnya, ia pun harus menguasai keterampilan berbicara agar mampu mengkomunikasikan dan mempertanggungjawabkan tentang apa-apa yang telah ditulisnya. Dengan demikian, jelaslah seorang siswa dengan menguasai keterampilan menulis ia sebetulnya telah menguasai empat keterampilan berbahasa sekaligus.
Sebagai salah satu aspek keterampilan berbahasa, kemampuan menulis pun tidak hanya dituntut untuk membuat karangan sesuai dengan jenis wacana yang diinginkan, tetapi juga mempunyai hubungan yang erat dengan aspek penggunaan kata yang tepat, hal ini kita sadari bahwa kata merupakan penyalur gagasan. Selain dari itu, agar penyampaian ide atau gagasan dan formasi secara tertulis dapat tersampaikan dengan baik. Penyampaian informasi secara baik melalui tulisan, yakni tulisan yang didukung oleh diksi (pilihan kata) yang tepat.
Untuk lebih jelasnya, bahwa seorang dapat menyampaikan ide atau gagasan dengan lancar bila didukung dengan oleh perbendaharaan kata yang luas. Namun, menurut penulis itu tidak mutlak, bila dalam penyampaiannya itu banyak kata-kata yang tidak jelas atau aspek penggunaan kata yang tepat kurang diperhatikan, ini akan berakibat ide atau gagasan yang akan disampaikan sulit dipahami oleh pembaca atau pendengar, apalagi sampai terjadi penghamburan kata. Setiap karya tulis mempunyai nilai dan ciri tersendiri, baik dalam segi bahasa, isi, maupun tema yang disampaikan. Intisari dari karya tulisakan dapat dijadikan sebagai jembatan antara pembaca dan pencipta karya tulis.
Siswa yang akan menyatakan pikiran, atau gagasan dengan bahasa baik secara lisan maupun secara tertulis akan menimbang-nimbang kata apa yang sebaiknya digunakan. Dengan demikian hasilnya terlihat dipahami dengan cepat dan tepat, dapat dikatakan pilihan kata siswa itu baik. Selain itu pilihan kata dapat menimbulkan kesan tertentu tentang cara pemakainya. Dengan demikian, berarti bentuk kata yang sama akan bermakna lain dalam konteks yang berbeda.
Salah satu jenis kemampuan menulis adalah menulis karangan argumentasi. Karangan argumentasi merupakan jenis tulisan yang paling banyak digunakan di dalam tulisan-tulisan ilmiah. Argumentasi bertujuan untuk membuktikan kebenaran suatu pendapat dengan data dan fakta sebagai penguat pendapatnya. Seorang pengarang mengharapkan pembenaran pendapatnya dari pembaca berdasarkan argumen yang ditulisnya. Permasalahan inilah yang menyebabkan menulis karangan argumentasi menjadi sulit. Perlu pemahaman yang benar terhadap konsep dan pembiasaan menulis karangan argumentasi agar dapat menguasai keterampilan menulis karangan argumentasi dengan baik.
Berdasarkan pengamatan penulis, masih banyak siswa yang masih belum bisa menulis argumentasi dengan baik. Ada yang masih bingung bagaimana memulai untuk menulis, tata bahasa yang campur, tidak sistematis, dan tidak ada kesesuaian antara ide pokok dan kalimat utama atau pendukungnya. Pada kenyataannya, hanya beberapa saja yang bisa lulus tanpa harus mengulang atau menambah jam belajar.
Untuk lebih jelasnya, bahwa seorang dapat menyampaikan ide atau gagasan dengan lancar bila didukung dengan oleh perbendaharaan kata yang luas. Namun, menurut penulis itu tidak mutlak, bila dalam penyampaiannya itu banyak kata-kata yang tidak jelas atau aspek penggunaan kata yang tepat kurang diperhatikan, ini akan berakibat ide atau gagasan yang akan disampaikan sulit dipahami oleh pembaca atau pendengar, apalagi sampai terjadi penghamburan kata. Setiap karya tulis mempunyai nilai dan ciri tersendiri, baik dalam segi bahasa, isi, maupun tema yang disampaikan. Intisari dari karya tulisakan dapat dijadikan sebagai jembatan antara pembaca dan pencipta karya tulis.
Siswa yang akan menyatakan pikiran, atau gagasan dengan bahasa baik secara lisan maupun secara tertulis akan menimbang-nimbang kata apa yang sebaiknya digunakan. Dengan demikian hasilnya terlihat dipahami dengan cepat dan tepat, dapat dikatakan pilihan kata siswa itu baik. Selain itu pilihan kata dapat menimbulkan kesan tertentu tentang cara pemakainya. Dengan demikian, berarti bentuk kata yang sama akan bermakna lain dalam konteks yang berbeda.
Salah satu jenis kemampuan menulis adalah menulis karangan argumentasi. Karangan argumentasi merupakan jenis tulisan yang paling banyak digunakan di dalam tulisan-tulisan ilmiah. Argumentasi bertujuan untuk membuktikan kebenaran suatu pendapat dengan data dan fakta sebagai penguat pendapatnya. Seorang pengarang mengharapkan pembenaran pendapatnya dari pembaca berdasarkan argumen yang ditulisnya. Permasalahan inilah yang menyebabkan menulis karangan argumentasi menjadi sulit. Perlu pemahaman yang benar terhadap konsep dan pembiasaan menulis karangan argumentasi agar dapat menguasai keterampilan menulis karangan argumentasi dengan baik.
Berdasarkan pengamatan penulis, masih banyak siswa yang masih belum bisa menulis argumentasi dengan baik. Ada yang masih bingung bagaimana memulai untuk menulis, tata bahasa yang campur, tidak sistematis, dan tidak ada kesesuaian antara ide pokok dan kalimat utama atau pendukungnya. Pada kenyataannya, hanya beberapa saja yang bisa lulus tanpa harus mengulang atau menambah jam belajar.
Data dan fakta yang ada di lapangan ternyata masih jauh dari harapan. Kemampuan menulis karangan argumentasi siswa tingkat Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA), khususnya siswa kelas XI MA Mathla’ul Anwar Malingping tahun pelajaran 2013/2014 masih dibawah Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang ditetapkan oleh sekolah yang bersangkutan. Kenyataan tersebut diperoleh oleh peneliti saat melakukan observasi tahap awal terhadap subjek penelitian, dimana nilai rata-rata Ujian Akhir Sekolah (UAS) untuk pelajaran bahasa Indonesia adalah sebagai berikut.
Tabel Nilai Rata-rata Ujian Akhir Sekolah (UAS) Ganjil
Bahasa Indonesia Tahun Pelajaran 2013/2014
No | Kelas | Nilai Rata-rata | Keterangan |
1 | XI IPA | 55 | KKM untuk Mata Pelajaran Bahasa Indonesia 60 |
2 | XI IPS | 50 |
Sumber: Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Melihat kenyataan tersebut, alangkah bijaksananya jika guru-guru Bahasa Indonesia melihat dan mencoba alternatif model pembelajaran yang bisa mengantarkan anak didiknya mencapai hasil yang diharapkan dan mereka dapat mengikuti semua proses belajar dengan menyenangkan. Untuk menyiasati ketidakmampuan menulis, pemerintah telah menyusun kurikulum yang berbasis kompetensi. Salah satu tujuan kurikulum tersebut adalah adanya praktek berbahasa yaitu siswa mampu menulis.
Salah satu faktor yang menjadi sebab rendahnya kemampuan menulis karangan argumentasi siswa adalah metode pengajaran yang dilakukan oleh guru. Seorang guru dalam menyampaikan materi perlu memilih metode mana yang sesuai dengan keadaan kelas atau siswa sehingga siswa merasa tertarik untuk mengikuti pelajaran yang diajarkan. Namun sampai saat ini masih banyak guru yang menggunakan metode konvensional. Proses pembelajaran masih berpusat pada guru,sehingga di sini siswa hanya berfungsi sebagai obyek atau penerima perlakuan saja. Oleh dari itu perlu digunakan sebuah metode yang dapat menempatkan siswa sebagai subyek (pelaku)pembelajaran dan guru hanya bertindak sebagai fasilitator dalam proses pembelajarantersebut. Salah satunya dengan menerapkan model pembelajaran Student Facilitator andExplaining.
Model pembelajaran Student Facilitator and Explaining merupakan salah satu solusi yang dapat digunakan untuk meningkatkan motivasi siswa dalam proses pembelajaran. Dengan model pembelajaran Student Facilitator and Explaining dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan mengesankan, keberanian, kebermaknaan dalam pembelajaran, penanaman konsep yang melekat dari hasil penyimpulan serta meningkatkanmotivasi siswa dalam belajar, meningkatkan pemahaman dan daya ingat.
Inilah yang membuat penulis tertarik untuk mengadakan penelitian di Sekolah Lanjutan Tingkat Atas dengan judul “Pengaruh ModelPembelajaran Student Facilitator and Explaining Terhadap Kemampuan Menulis Karangan Argumentasi Siswa Kelas XI MA Mathla’ul Anwar Malingping Tahun Pelajaran 2013/2014”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasakan latar belakang di atas, maka identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana kemampuan menulis karangan argumentasi siswa kelas XI MA Mathla’ul Anwar Malingping
Tahun Pelajaran 2013/2014?
Tahun Pelajaran 2013/2014?
2. Faktor apa saja yang dapat mempengaruhi kemampuan menulis karangan argumentasi kelas XI MA
Mathla’ul Anwar Malingping Tahun Pelajaran 2013/2014?
Mathla’ul Anwar Malingping Tahun Pelajaran 2013/2014?
3. Model apa sajakah yang dapat digunakan siswa dalam menulis karangan argumentasi?
4. Bagaimanakah penggunaan model pembelajaran Student Facilitator and Explaining?
5. Bagaimanakah penggunaan model pembelajaran Ekspositori?
6. Adakah pengaruh model pembelajaran Student Facilitator and Explaining terhadap kemampuan
menulis karangan argumentasi siswa kelas XI MA Mathla’ul Anwar Malingping Tahun Pelajaran
2013/2014?
menulis karangan argumentasi siswa kelas XI MA Mathla’ul Anwar Malingping Tahun Pelajaran
2013/2014?
C. Pembatasan masalah
Dengan banyaknya identifikasi masalah di atas, maka perlu adanya batasan masalah dalam penelitian, yaitu sebagai berikut: Pengaruh model pembelajaran Student Facilitator and Explaining terhadap kemampuan menulis karangan argumentasisiswa kelas XI MA Mathla’ul Anwar Malingping Tahun Pelajaran 2013/2014.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, rumusan permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Adakah pengaruh model pembelajaran Student Facilitator and Explaining terhadap kemampuan menulis karangan argumentasi siswa kelas XI MA Mathla’ul Anwar Malingping Tahun Pelajaran 2013/2014?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:Ingin mengetahui pengaruh model pembelajaran Student Facilitator and Explaining terhadap kemampuan menulis karangan argumentasi siswa kelas XI MA Mathla’ul Anwar Malingping Tahun Pelajaran 2013/2014.
Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:
F. Kegunaan Penelitian
1. Manfaat teoritis
Secara umum hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan terhadap pembelajaran bahasa Indonesia, secara khusus hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai langkah untuk mengembangkan penelitian-penelitian yang sejenis, serta dapat memberikan kontribusi terhadap perkembangan pembelajaran bahasa Indonesia.
2. Manfaat praktis
a. Bagi Guru
1) Memberikan wawasan khususnya kepada guru bahasa Indonesia tentang penerapan model pembelajaran
Student Facilitator and Explaining dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia.
Student Facilitator and Explaining dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia.
2) Guru bisa lebih kreatif dalam menyelenggarakan proses pembelajaran ini.
b. Bagi siswa
Meningkatkan motivasi siswa dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia.
c. Bagi sekolah
Memberi sumbangan informasi untuk meningkatkan mutu pendidikan di Sekolah.
d. Bagi peneliti
Bahan pertimbangan, masukan atau referensi untuk penelitian lebih lanjut.
Untuk mendapatkan file lengkapnya unduh disini. Untuk mendapatkan PASSWORD silahkan klik DISINI
Untuk mendapatkan file lengkapnya unduh disini. Untuk mendapatkan PASSWORD silahkan klik DISINI
0 komentar:
Posting Komentar