Pages

Jumat, 28 November 2014

DOWNLOAD GRATIS SKRIPSI BAHASA INDONESIA TENTANG HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA EKSTENSIF DENGAN KEMAMPUAN MENULIS NASKAH BERITA SISWA

Rekan-rekan Rujukan Skripsi yang berbahagia.
Pada postingan kali ini saya akan mengulas tentang DOWNLOAD GRATIS SKRIPSI BAHASA INDONESIA TENTANG HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA EKSTENSIF DENGAN KEMAMPUAN MENULIS NASKAH BERITA SISWA. Silahkan dirujuk dan diunduh filenya pada link yang tertera di akhir postingan ini. Atau jika rekan-rekan berminat untuk mencari rujukan skripsi yang lain dengan berbagai judul silahkan unduh filnya di postingan DAFTAR SKRIPSI LENGKAP DARI BAB 1 - 5 GRATIS.

BAB I
PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang Masalah
Permasalahan pendidikan selalu muncul bersamaan dengan berkembang dan meningkatnya kemampuan siswa, kondisi lingkungan yang ada di masyarakat, pengaruh informasi dan kebudayaan, serta berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam hal ini, guru merupakan kunci dan sekaligus ujung tombak pencapaian misi pembaharuan pendidikan, mereka berada di titik sentral untuk mengatur mengarahkan suasana kegiatan belajar mengajar yang untuk mencapai tujuan dan misi pendidikan nasional yang dimaksud. Oleh karena itu, secara tidak langsung guru dituntut untuk lebih profesional, inovatif, presprektif dan froaktif dalam melaksanakan tugas pembelajaran.
      Permasalahan yang paling menonjol dalam pembelajaran keterampilan bahasa indonesia antara menyimak, berbicara, membaca dan menulis adalah keterampilan menulis. Keterampilan tersebut sangat penting dalam kehidupan, tidak hanya penting dalam kehidupan pendidikan, tetapi juga sangat penting dalam kehidupan masyarakat. Keterampilan menulis itu sangat penting karena merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang harus dimiliki oleh siswa.
      Dengan menuliis siswa dapat mengungkapkan atau mengekspresikan gagasan atau pendapat, pemikiran dan perasaan yang dimiliki. Selain itu, dapat mengembangkan daya fikir dan kreatifitas siswa dalam menulis. Menulis merupakan keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung. Keterampilan menulis seseorang penting untuk mengungkapkan ide, pikiran, gagasan, pengetahuan,ilmu dan pengalaman sebagai suatu keterampilan yang produktif. Menulis dipengaruhi oleh keterampilan produktif lainnya, seperti aspek berbicara maupun keterampilan reseptif yaitu aspek membaca dan menyimak serta pemahaman kosakata, diksi, keefektifan kalimat, penggunaan ejaan dan tanda baca. Pemahaman berbagai jenis karangan serta pemahaman berbagai jenis paragraf juga mempengaruhi kemampuan menulis.
      Bahwa keterampilan menulis siswa ditingkat sekolah masih sangat terbatas, mereka kesulitan untuk membedakan jenis-jenis paragraf, terutama antara paragraf argumentasi dan paragraf eksposisi. Agar dapat menulis kadang-kadang siswa perlu dipacu dengan menggunakan teknik dan media yang menarik. Untuk itu guru perlu mencari upaya yang dapat membuat siswa tertarik agar siswa dapat menulis dengan baik.
      Pembelajaran  menulis juga sering membingungkan siswa karena pemilahan-pemilahan yang kaku dalam mengajarkan jenis-jenis tulisan atau jenis-jenis paragraf, seperti narasi, eksposisi, deskripsi dan argumentasi. Pengategorian yang kaku itu membuat siswa menulis terlalu berhati-hati karena takut salah, tidak sesuai dengan jenis karangan yang dituntut. Padahal, ketakutan untuk berbuat masalah tersebut dapat mematikan kreativitas siswa untuk menulis.
Pada semua jenjang pendidikan kemampuan membaca menjadi skala prioritas yang harus dikuasai siswa. Dengan membaca siswa akan memperoleh berbagai informasi yang sebelumnya belum pernah didapatkan. Semakin banyak membaca semakin banyak pula informasi yang diperoleh. Oleh karena itu, membaca merupakan jendela dunia, siapa pun yang membuka jendela tersebut dapat melihat dan mengetahui segala sesuatu yang terjadi. Baik peristiwa yang terjadi pada masa lampau, sekarang, bahkan yang akan datang.
Banyak manfaat yang diperoleh dari kegiatan membaca. Oleh karena itu, sepantasnyalah siswa harus melakukannya atas dasar kebutuhan, bukan karena suatu paksaan. Jika siswa membaca atas dasar kebutuhan, maka ia akan mendapatkan segala informasi yang ia inginkan. Namun sebaliknya, jika siswa membaca atas dasar paksaan, maka informasi yang ia peroleh tidak akan maksimal.
Membaca merupakan kemampuan yang kompleks. Membaca bukanlah kegiatan memandangi lambang-lambang yang tertulis semata. Bermacam-macam kemampuan dikerahkan oleh seorang pembaca, agar dia mampu memahami materi yang dibacanya. Pembaca berupaya agar lambang-lambang yang dilihatnya itu menjadi lambang-lambang yang bermakna baginya.
Kegiatan membaca juga merupakan aktivitas berbahasa yang bersifat aktif reseptif. Dikatakan aktif, karena di dalam kegiatan membaca sesungguhnya terjadi interaksi antara pembaca dan penulisnya, dan dikatakan reseptif, karena si pembaca bertindak selaku penerima pesan dalam suatu korelasi komunikasi antara penulis dan pembaca yang bersifat langsung.
Sebagaimana dalam kurikulum 2004 (KBK) yang kemudian disempurnakan dengan kurikulum 2006 (KTSP) disebutkan bahwa salah satu tujuan pengajaran bahasa Indonesia adalah mengembangkan kemampuan dalam bahasa dalam bentuk lisan dan tulis. Kemampuan berkomunikasi meliputi mendengarkan (listening), berbicara (speaking), membaca (reading), dan menulis (writing).
Oleh karena itu, pemahaman pada pembelajaran membaca ekstensif dan  kemampuan  menulis naskah berita  yang diberikan pada siswa Kelas VIII MTs Math’laul Anwar Sukamaju  merupakan salah satu keterampilan yang harus dikembangkan di sekolah, dengan tujuan untuk memberikan bekal pada siswa dalam hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam  kehidupan sebagai anggota keluarga dan masyarakat.
Atas dasar hal tersebut penulis mencoba mengadakan penelitian tentang hubungan kemampuan membaca ekstensif dengan Kemampuan Menulis Naskah Berita . Hasil penelitian tersebut dibahas dalam sekripsi yang berjudul  Hubungan Kemampuan Membaca Ekstensif dengan Kemampuan Menulis Naskah Berita siswa kelas VIII MTs Mathla’ul Anwar Sukamaju Kecamatan Cijaku Kabupaten Lebak Tahun Pelajaran 2013/2014

B.  Identifikasi Masalah
Adapun masalah yang akan dikemukakan dalam penelitian ini adalah
1.   Bagaimana kemampuan membaca eks
2.   tensif pada siswa Kelas VIII MTs Mathla’ul Anwar Sukamaju?
3.      Hal apa saja yang dapat menghambat kemampuan membaca ekstensif pada siswa Kelas VIII MTs 
      Mathla’ul Anwar Sukamaju?
4.      Hal apa yang dapat menunjang kemampuan membaca ekstensif pada siswa Kelas VIII MTs Mathla’ul 
      Anwar Sukamaju?
5.      Bagaimana Kemampuan Menulis Naskah Berita siswa Kelas VIII MTs Mathla’ul Anwar Sukamaju?
6.      Hal apa saja yang dapat menghambat kemampuan menulis naskah berita pada siswa kelas VIII MTs 
      Mathla’ul Anwar Sukamaju?
7.      Hal apa saja yang dapat menunjang kemampuan menulis naskah berita pada siswa kelas kelas VIII MTs 
      Mathla’ul Anwar Sukamaju?
8.      Bagaimana fasilitas penunjang di sekolah dalam pembelajaran kemampuan membaca ekstensif dengan 
      kemampuan menulis naskah berita pada siswa kelas VIII MTs Mathla’ul Anwar Sukamaju?
9.      Adakah hubungan antara kemampuan membaca ekstensif dengan kemampuan menulis naskah berita 
     kelas VIII MTs Mathla’ul Anwar Sukamaju Kecamatan Cijaku  Kabupaten Lebak Tahun Pelajaran 
     2013/2014.
C. Pembatasan Masalah   
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, penulis membatasi masalah hanya pada:
1.      Bagaimana kemampuan menulis naskah berita siswa kelas VIII MTs Mathla’ul Anwar Sukamaju 
      kecamatan Cijaku kabupaten lebak tahun pelajaran 2013/3014?
2.      Bagaimana kemampuan membaca ekstensif siswa kelas VIII MTs Mathla’ul Anwar Sukamaju 
      Kecamatan Cijaku  Kabupaten Lebak Tahun Pelajaran 2013/2014?
3.      Adakah hubungan antara kemampuan membaca ekstensif dengan kemampuan menulis naskah berita 
      siswa kelas VIII MTs Mathla’ul Anwar Sukamaju Kecamatan Cijaku  Kabupaten Lebak Tahun 
      Pelajaran 2013/2014?

D. Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka penulis dapat merumuskan masalah sebagai berikut:
1.         Kemampuan Menulis naskah berita siswa  kelas VIII MTs Mathla’ul Anwar Sukamaju Kecamatan
       Cijaku  Kabupaten Lebak Tahun Pelajaran 2013/2014.
2.         Kemampuan membaca ekstensif siswa kelas VIII MTs Mathla’ul Anwar Sukamaju Kecamatan Cijaku 
       Kabupaten Lebak Tahun Pelajaran 2013/2014.
3.         Hubungaan antara kemampuan membaca ekstensif dengan menulis naskah berita  kelas VIII MTs
       Mathla’ul Anwar Sukamaju Kecamatan Cijaku  Kabupaten Lebak Tahun Pelajaran 2013/2014.
E.     Tujuan Penelitian
Sejalan dengan permasalahan di atas, maka secara garis besar penelitian ini bertujuan:
1.    Untuk mengetahui kemampuan menullis naskah berita siswa Kelas VIII MTs Mathla’ul Anwar Sukamaju 
     Kecamatan Cijaku Kabupaten Lebak tahun pelajaran 2013/2014.
2.    Untuk mengetahui kemampuan  membaca ekstensif siswa Kelas VIII MTs Mathla’ul Anwar Sukamaju 
     Kecamatan Cijaku Kabupaten Lebak tahun pelajaran 2013/2014.
3.    Untuk mengetahui hubungan  membaca ekstentif dengan kemampuan menulis naskah berita siswa Kelas 
     VIII MTs Mathla’ul Anwar Sukamaju Kecamatan Cijaku Kabupaten Lebak tahun pelajaran 2013/2014.
F.     Manfaat atau Kegunaan Hasil Penelitian
1.      Manfaat teoritis
Penelitian ini dapat menambah pengetahuan, pengalaman, dan wawasan, dalam mencari metode pembelajaran yang sesuai dengan materi membaca ekstensif dengan kemampuan menulis naskah berita. Juga dapat dijadikan bahan perbandingan untuk penelitian selanjutnya, terutama dalam mencari metode yang sesuai dengan materi membaca ekstensif dengan kemampuan menulis naskah berita.
2.      Manfaat Praktis
      Dari hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh beberapa pihak, antara lain:
a.       Bagi Peneliti
       Hasil penelitian ini dapat menjadi jawaban dari masalah yang dirumuskan. Selain itu, dengan selesainya  
       penelitian ini diharapkan dapat menjadi motivasi bagi peneliti untuk semakin aktif menyumbangkan hasil  
       karya ilmiah bagi dunia pendidikan.
b.      Bagi Guru
      Hasil penelitian ini memberikan gambaran bagi guru untuk memilih metode yang berkualitas dalam 
      pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya meteri membaca ekstensif dengan kemampuan menulis 
      naskah berita  tingkat SLTP.
c.       Bagi Pembaca
      Hasil penelitian ini bagi pembaca diharapkan dapat lebih memahami pembelajaran membaca ekstensif 
      dengan kemampuan menulis naskah berita .
d.      Bagi Peneliti yang Lain 
      Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan inspirasi maupun langkah awal acuan penelitian untuk 
       melakukan penelitian yang lebih mendalam.

Demikian pengantar untuk postingan pada kali ini. Untuk mendapatkan file lengkapnya silahkan download disini. Untuk mendapatkan PASSWORD silahkan klik DISINI. Semoga bermanfaat dan jangan lupa untuk men-share file ini kepada kawan-kawan yang membutuhkan.
 

Rabu, 26 November 2014

SKRIPSI BAHASA INDONEISA GRATIS PENGARUH METODE DISKUSI TERHADAP KEMAMPUAN MENGANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN

Rekan-rekan Rujukan Skripsi yang berbahagia.
Pada postingan kali ini saya akan mengulas tentang PENGARUH METODE DISKUSI TERHADAP KEMAMPUAN MENGANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN (S.BIND006). Silahkan dirujuk dan diunduh filenya pada link yang tertera di akhir postingan ini. Atau jika rekan-rekan berminat untuk mencari rujukan skripsi yang lain dengan berbagai judul silahkan unduh filnya di postingan DAFTAR SKRIPSI LENGKAP DARI BAB 1 - 5 GRATIS.


BAB I
PENDAHULUAN

A.          Latar Belakang Masalah
Menurut Education for All Global Monitoring Report (2012), pendidikan di Indonesia berada dalam peringkat 64 untuk pendidikan di seluruh dunia dari 120 negara. Terkait dengan fakta tersebut keterbelakangan pendidikan di Indonesia disebabkan oleh pendidikan yang diselenggarakan untuk kepentingan penyelenggara bukan untuk peserta didik, pembelajaran yang diselenggarakan bersifat pemindahan isi (content transmission). Tugas pengajar hanya sebagai penyampai pokok bahasan. Mutu pengajaran menjadi tidak jelas karena yang diukur hanya daya serap sesaat yang diungkap lewat proses penilaian hasil belajar yang artifisial. Pengajaran tidak diarahkan ke partisipatori total peserta didik yang pada akhirnya dapat melekat sepenuhnya dalam diri peserta didik, aspek afektif pun cenderung terabaikan, diskriminasi sistematis terjadi akibat pola pembelajaran yang subjek-objek, dan pengajar selalu mereduksi teks yang ada dengan harapan tidak salah melangkah. Teks atau buku acuan dianggap segalanya, jika telah menyampaikan isi buku acuan dianggap telah berhasil segalanya. 
Pendidikan merupakan human investement, yakni menginvestasikan pendidikan untuk pengembangan sumber daya manusia (SDM), fadjar (dalam Cristine, 2009: 1). Dengan demikian, sudah selayaknya pendidikan dibina oleh guru-guru yang memiliki kemampuan dalam bidang masing-masing. Pendidkan harus diselenggarakan secara profesional dan meliputi semua aspek yang terkandung di dalamnya, baik guru, siswa, maupun fasilitas pembelajaran, pendidikan harus dapat melahirkan generasi bangsa yang andal dan memiliki daya saing tinggi.
Berdasarkan pendapat di atas pendidikan terjadi melalui pembelajaran atau proses belajar mengajar di sekolah. Didalam proses pembelajaran terjadi interaksi antara guru dan peserta didik guna mencapai tujuan pembelajaran. Guru mempunyai pengaruh yang besar bukan hanya pada prestasi pendidikan anak, tetapi juga pada sikap anak di sekolah dan terhadap kebiasaan belajar anak pada umumnya. Guru dalam pengertian sederhana adalah orang yang memfasilitasi alih ilmu pengetahuan dari sumber belajar ke peserta didik. Dalam hal ini guru memerlukan metodologi pembelajaran, baik itu metode atau juga media pembelajaran dalam upaya mengalihkan ilmu pengetahuan dari sumber belajar ke peserta didik guna tercapainya suatu tujuan pembelajaran. Oleh karena itu guru atau pelatih menjadi pusat segalanya. Hal yang lumrah jika murid mengidentifikasikan diri seperti gurunya sebagai prototipe manusia ideal yang harus ditiru dan digugu serta di teladani dalam segala hal. Implikasinya, kelak murid-murid itu sebagai duplikasi guru mereka dulu yang lahir sebagai generasi baru perubahan dalam pendidikan.
Karakteristik bangsa terlihat dari budi pekerti dan moral suatu bangsa dan juga bahasanya, karena bahasa mencerminkan suatu bangsa. Bahasa Indonesia berada dalam dua tugas. Tugas pertama adalah bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional yang tidak mengikat pemakainya untuk sesuai dengan kaidah dasar yang digunakan secara tidak resmi, santai, dan bebas. Tugas kedua bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara, yaitu bahasa yang resmi, yang harus digunakan dengan kaidah, tertib, cermat, dan masuk akal, lengkap, serta baku, tingkat kebakuannya diukur oleh aturan kebahasaan dan logika pemakainya, (Suyatno, 2010: 6).
Berdasarkan pendapat di atas bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi, dan bahasa non resmi, keduanya tidak dapat dipisahkan karena bahasa merupakan arbitrer (manasuka). Hal itu sama dengan bahasa Indonesia dan sastra keduanya merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Sastra merupakan satu bentuk karya seni yang menggunakan bahasa sebagai sarana (media) penyampaiannya. Melalui sastra pengarang mengeksploitasi potensi-potensi bahasa untuk menyampaikan gagasannya dengan tujuan tertentu. Dengan demikian bahasa merupakan unsur bagi sastra atau bisa dikatakan sebagai pokok karya sastra. Untuk memahami bahasa yang digunakan pengarang tersebut, pembaca tentu harus memiliki pengetahuan mengenai gaya bahasa, pilihan kata (diksi), penyusunan kalimat, dan pengembangan paragraf.
Karya sastra yang banyak ditulis oleh pengarang merupakan karya sastra fiksi.  Karya sastra fiksi menceritakan berbagai masalah kehidupan manusia dalam interaksinya dengan lingkungan dan sesama interaksinya dengan diri sendiri, serta interaksinya dengan Tuhan. Fiksi merupakan hasil dialog, kontemplasi, dan reaksi pengarang terhadap lingkungan dengan kehidupan. Selain itu fiksi menyaran pada suatu karya yang menceritakan sesuatu yang bersifat rekaan, khayalan, sesuatu yang tidak ada terjadi dan sungguh-sungguh sehingga ia tidak perlu dicari kebenaranya, karena tokoh, peristiwa, dan tempat, bersifat imajinatif (Nurgiyantoro, 2012: 3).
Berdasarkan pendapat di atas karya sastra fiksi merupakan sebuah karya sastra imajiner yang menawarkan berbagai permasalahan manusia dan kemanusiaan, hidup dan kehidupan, yang mendramatisasi hubungan-hubungan kemanusiaan antar manusia, manusia dengan Tuhan, dan manusia dengan alam, yang diciptakan pengarang dengan mamasukan unsur hiburan kedalam karya sastra, seperti dongeng, novel, dan cerpen. Cerpen adalah cerita pendek berupa karya sastra fiksi yang mempunyai unsur-unsur pembangunnya yaitu, unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Cerpen bisa dijadikan bahan pembelajaran di sekolah, melalui pengajaran apresiasi sastra di sekolah dapat menjadi salah satu alternatif dalam meningkatkan kadar jati diri, rasa etik-estetik dan pendidikan moral siswa di sekolah.
Novel dan cerpen sebagai karya fiksi mempunyai persamaan, keduanya dibangun oleh unsur-unsur pembangun yang sama, yaitu unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Novel dan cerpen keduanya sama-sama memiliki unsur peristiwa, plot, tema, tokoh, latar, alur, sudut pandang, gaya bahasa, dan amanat. Dari segi panjang cerita novel (jauh) lebih panjang daripada cerpen (Nurgiyantoro, 2012: 11). Oleh karena itu novel dapat mengemukakan sesuatu secara bebas, menyajikan sesuatu secara lebih banyak, lebih rinci, lebih detil, dan lebih banyak melibatkan berbagai permasalahan yang lebih kompleks. Namun justru hal inilah yang menyebabkan cerpen menjadi lebih padu, lebih memenuhi tuntutan ke-unity-an daripada novel, karena bentuknya yang pendek. Cerpen menuntut penceritaan yang serba ringkas, tidak sampai pada detil-detil khusus yang kurang penting yang lebih bersifat memperpanjang cerita.
Kehadiran unsur intrinsik dan ekstrinsik dalam karya sastra adalah suatu keberadaan sastra itu sendiri. Bahkan, secara keseluruhan karya sastra cerpen dibangun oleh unsur instrinsik dan unsur ekstrinsik. Unsur intrinsik adalah unsur yang menyusun sebuah karya sastra dari dalam yang mewujudkan struktur suatu karya sastra. Sedangkan unsur ekstrinsik ialah unsur yang membangun sebuah karya sastra dari luar, yang menyangkut aspek sosiolologi, dan psikologis pengarang.
Cerpen adalah cerita pendek. Akan tetapi, berapa ukuran panjang pendek itu tidak ada aturannya, tidak ada kesepakatan diantara para pengarang dan para ahli. Edgar dan Jassin (dalam Nurgiyantoro, 2012: 10). Menurutnya cerpen adalah sebuah cerita yang selesai dibaca dalam sekali duduk, kira-kira berkisar antara setengah sampai dua jam.
Berdasarkan pendapat di atas penulis menyimpulkan bahwa cerpen sebuah cerita pendek yang habis dibaca dalam satu kali duduk, yang dibangun oleh unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Kedua unsur dalam cerpen tersebut sangat erat berkaitan karena merupakan pembangun sebuah karya sastra fiksi sehingga menjadi satu kesatuan yang utuh dan padu.
Dalam hal ini karena bahasa dalam karya sastra memiliki makna tersirat di balik makna yang sesungguhnya, maka didalam sastra bahasa seringkali sulit untuk dipecahkan. Dalam pembelajaran di kelas sering terjadi kekeliruan dalam menerapkan metode pembelajaran, sehingga pembelajaran tidak terorganisir, maka untuk mengantisipasi hal tersebut perlu adanya antisipasi. Dalam hal ini metode diskusi bisa diterapkan untuk mencari tahu bahasa yang digunakan dalam sastra atau pemecahan masalah secara mendalam pada saat pembelajaran berlangsung.
Metode diskusi adalah metode pembelajaran yang menghadapkan siswa pada suatu permasalahan. Dengan metode diskusi yang diterapkan bertujuan untuk memecahkan suatu permasalahan, menjawab pertanyaan, menambah dan memahami pengetahuan siswa, serta untuk membuat suatu keputusan Killen (dalam Sanjaya, 2006: 154).
Berdasarkan pendapat di atas penulis menyimpulkan bahwa metode diskusi dalam pembelajaran adalah suatu cara penyajian atau penyampaian bahan pelajaran dimana guru memberikan kesempatan kepada para siswa atau kelompok-kelompok yang mengadakan pembicaraan ilmiah guna mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan atau menyusun berbagai alternatif pemecahan suatu masalah.
Forum diskusi dapat diikuti oleh seluruh siswa di dalam kelas, dan dapat pula berbentuk kelomok-kelompok kecil. Yang perlu diperhatikan dalam metode diskusi ini adalah bagaimana partisipasi siswa secara aktif, kretif, dan mandiri selama kegiatan diskusi berjalan. Dalam proses diskusi, peranan guru sangat penting untuk memastikan diskusi berjalan dengan baik yaitu, sebagai penujuk jalan apabila diskusi menyimpang dari permasalahan, sebagai pengatur lalu lintas yaitu, menjaga semua peserta diskusi agar dapat berbicara atau mengajukan pertanyaan secara bergiliran, dan sebagai dinding penangkis dari semua pertanyaan yang harus dipantulkan kembali kepada semua peserta diskusi.
Metode diskusi ini sesuai apabila digunakan dalam menganalisis unsur intrinsik yang terdapat dalam cerpen, karena metode diskusi adalah suatu cara untuk mencari dan meneliti permasalahan yang terdapat dalam cerpen tersebut.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas penulis bermaksud melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Metode Diskusi Terhadap Kemampuan Menganalisis Unsur Intrinsik Cerpen Siswa Kelas X Madrasah Aliyah Mathla’ul Anwar Cijaku Tahun Pelajaran 2013-2014”.
B.           Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas penulis mengidentifikasi masalah sebagai berikut.
1.        Apakah siswa telah memahami hakikat metode?
2.        Bagaimana kemampuan siswa dalam menggunakan metode diskusi?
3.        Apakah siswa telah memahami penggunaan metode diskusi?
4.             Faktor apakah yang dapat memengaruhi kemampuan metode diskusi?
5.        Bagaimana kemampuan siswa dalam menganalisis unsur intrinsik cerpen?
6.        Sejauhmana siswa dapat menganalisis unsur intrinsik dalam cerpen?
7.             Faktor apakah yang dapat memengaruhi dalam menganalisis unsur intrinsik?
8.        Apakah ada pengaruh metode diskusi terhadap kemampuan menganalisis unsur intrinsik cerpen?
9.         Apakah ada pengaruh antara metode ceramah terhadap menganalisis unsur intrinsik cerpen?

C.           Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas maka penulis membatasi beberapa masalah sebagai berikut.
1.        Kemampuan menganalisis unsur instrinsik cerpen dengan metode diskusi
2.        Kemampuan menganalisis unsur instrinsik cerpen dengan metode ceramah
3.        Pengaruh metode diskusi terhadap kemampuan menganalisis unsur intrinsik cerpen
D.          Rumusan Masalah
Agar permasalahan dalam penilitian ini lebih terfokus, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut.
1.         Bagaimana kemampuan menganalisis unsur instrinsik cerpen dengan metode diskusi pada siswa kelas X Madrasah Aliyah Mathla’ul Anwar Cijaku tahun pelajaran 2013/2014?
2.         Bagaimana kemampuan menganalisis unsur intrinsik cerpen dengan metode ceramah pada siswa kelas X Madrasah Aliyah Mathla’ul Anwar Cijaku tahun pelajaran 2013/2014?
3.         Adakah pengaruh metode diskusi terhadap kemampuan menganalisis unsur intrinsik cerpen pada siswa kelas X Madrasah Aliyah Mathla’ul Anwar Cijaku tahun pelajaran 2013/2014?
E.           Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah.
1.         Untuk mengetahui pengaruh metode diskusi pada siswa kelas X Madrasah Aliyah Mathla’ul Anwar Cijaku tahun pelajaran 2013/2014
2.         Untuk mengetahui kemampuan menganalisis unsur intrinsik cerpen dengan metode ceramah pada siswa kelas X Madrasah Aliyah Mathla’ul Anwar Cijaku tahun pelajaran 2013/2014
3.         Untuk mengetahui pengaruh metode diskusi terhadap kemampuan menganalisis unsur intrinsik cerpen pada siswa kelas X Madrasah Aliyah Mathla’ul Anwar Cijaku tahun pelajaran 2013/2014

F.           Manfaat Penelitian
1.    Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pengembangan ilmu pendidikan, khususnya dalam pendidikan bahasa Indonesia di sekolah. Selain itu bisa menghasilkan pembelajaran yang aktif dan kreatif sehingga mengahasilkan pembelajaran yang bermutu dan bermakna bagi peserta didik dan guru.
2.    Manfaat Praktis
a.         Bagi penulis, dapat mengetahui sejauhmana pengaruh metode diskusi terhadap menganalisis unsur intrinsik cerpen.
b.        Bagi siswa, dapat menambah wawasan mengenai metode diskusi terhadap menganalisis unsur intrinsik cerpen.
c.         Bagi guru, diharapkan menjadi bermanfaat dan menambah referensi dalam melaksanakan proses pembelajaran dengan menggunakan metode diskusi.
d.        Bagi pembaca, semoga dapat menjadi referensi bahan bacaan untuk tetap terus mengembangkan ilmu pengetahuan.

Untuk mendapatkan file lengkapnya silahkan klik disini. 
Untuk mendapatkan PASSWORD silahkan klik DISINI