BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Masyarakat tani adalah kelompok masyarakat yang menjadikan sektor pertanian sebagai mata pencahariannya, baik sebagai pemilik lahan ataupun hanya sebagai penggarap saja. Masyarakat tani tentunya memiliki jenjang pendidikan yang tidak sama. Artinya, jenjang pendidikan yang berbeda berdampak pula pada perbedaan interest terhadap pendidikan anak.
Masyarakat tani pada umumnya memiliki sumber daya insani yang sangat lemah dan berkecenderungan memiliki sikap yang acuh tak acuh terhadap dunia pendidikan, apalagi yang menyangkut prestasi belajar anak. Hal ini dapat dipahami sebagai suatu gejala yang saling bertalian, sebab pendidikan dan masyarakat merupakan dua aspek kehidupan yang tidak dapat dipisahkan, dimana keduanya ibarat dua sisi dari sebuah mata uang, dimana keberadaan masyarakat membutuhkan pendidikan dan pendidikan merupakan wahana pemberdayaan masyarakat.
Pendidikan merupakan sarana pewarisan budaya ke generasi berikutnya. Bagaimanapun tingkat kemajuan yang telah dapat dicapai, pendidikan tidak dapat dilupakan, sebab pendidikan bukan suatu alternatif tetap suatu keharusan yang akan merealisasikan potensi kemanusiaan manusia dengan segala prestasinya.
Prestasi belajar siswa adalah suatu sistem yang terintegrasi dengan hampir semua komponen kehidupan, juga melibatkan banyak pihak dan unsur yang dapat memperlancar proses. Ketergantungan prestasi siswa pada tingkat perekonomian masyarakat merupakan sesuatu yang tidak dapat dihindari, hal ini mengingat bahwa tinggi rendahnya prestasi anak itu sangat dipengaruhi oleh tingkat pendapatan masyarakat dan tingkat pendidikannya.
Adanya keterkaitan yang erat antara tingkat pendidikam masyarakat (terutama masyarakat tani) dengan prestasi belajar siswa, maka tidak jarang ditemui dalam penyelenggaraan pendidikan formal banyak diantara anak-anak usia pendidikan dasar yang mengalami kegagalan. Kegagalan itu pada dasarnya banyak bersumber dari ketidakmampuan masyarakat dalam bidang ekonomi; dimana kemiskinan itu juga sangat dipengaruhi oleh rendahnya tingkat pendidikan masyarakat, disamping itu dengan tingkat pendidikan yang layak, masyarakat akan dapat bekerja dengan efisien.
Dunia pendidikan menghadapi banyak hambatan untuk menarik keikutsertakan masyarakat tani bagi terwujudnya peningkatan prestasi belajar yang optimal dari siswa. Hal ini terutama dikalangan masyarakat yang masih terikat dengan cara-cara berpikir yang tradisional (masyarakat terbelakang, khususnya masyarakat tani yang hidup di daerah-daerah pedesaan), di samping adanya gejala-gejala kemiskinan yang selalu menghimpit mereka. Oleh karena itu, tidak sedikit diantara petani yang ada di pedesaan masih memandang sebelah mata untuk memantau perkembangan prestasi belajar anaknya. Hal ini sebagai gambaran mentalitas kaum tani yang masih berpandangan kuno.
Berpangkal dari uraian di atas, maka penelitian ini diarahkan untuk memahami lebih jauh tentang “Pengaruh Tingkat Pendidikan Masyarakat Tani terhadap Prestasi Belajar Anak pada Kelas III (Tiga) MTsN Janapria Desa Saba Kec. Janapria tahun pelajaran 2006/2007”.
1.2. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah “Apakah ada pengaruh tingkat pendidikan masyarakat tani terhadap prestasi belajar anak pada kelas III (Tiga) MTsN Janapria Desa Saba Kec. Janapria Tahun Pelajaran 2006/2007”.
1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1.Tujuan Penelitian
Berdasarkan Rumusan masalah tersebut di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan pengaruh tingkat pendidikan masyarakat tani terhadap prestasi belajar anak pada kelas III (Tiga) MTsN Janapria Desa Saba Kec. Janapria Tahun Pelajaran 2006/2007.
1.3.2.Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1.3.2.1.Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pemahaman dan pengetahuan yang luas bagi para peneliti tentang pengaruh tingkat pendidikan masyarakat terhadap prestasi belajar anak.
1.3.2.2.Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan yang berharga dalam memperkaya khazanah ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang bimbingan dan konseling.
1.3.2.3.Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai masukan bagi personil sekolah, khususnya wali kelas dalam meningkatkan prestasi belajar siswa.
1.3.2.4.Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan bantuan dalam membina kerjasama antara guru dengan wali murid maupun dengan instansi terkait lainnya.
1.4. Hipotesis
Berdasarkan uraian latar belakang serta permasalahan di atas, maka dapat diajukan suatu hipotesis. Netra (1974: 26) menjelaskan bahwa: “Hipotesis adalah suatu pernyataan (declarative statement) yang belum sepenuhnya diakui kebenarannya”.
Dari pendapat tersebut di atas, maka yang dimaksud dengan hipotesis adalah suatu jawaban sementara dari permasalahan atau fakta-fakta yang diamati, yang kebenarannya harus diuji berdasarkan data-data yang terkumpul.
Adapun hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah hipotesis alterhatif (Ha) yaitu: Terdapat pengaruh yang signifikan tingkat pendidikan masyarakat tani terhadap prestasi belajar anak pada kelas III (Tiga) MTsN Janapria Desa Saba Kec. Janapria Tahun Pelajaran 2006/2007.
1.5. Asumsi
Asumsi adalah suatu yang dianggap benar, sebagai suatu keputusan yang diterima sebagai suatu kebenaran (Komaruddin, 1987 : 69). Dengan demikian, keputusan tentang masalah merupakan suatu asumsi bagi seorang peneliti sebelum dikukuhkan dengan hasil penelitian.
Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka asumsi yang diajukan sebagai berikut :
1.5.1. Para petani memiliki antusias yang tinggi terhadap peningkatan prestasi belajar siswa.
1.5.2.Tingkat pendidikan masyarakat tani tergolong masih rendah.
0 komentar:
Posting Komentar