Pages

Selasa, 25 Agustus 2015

Tingkat Perbandingan Bahasa Indonesia, Arab, Dan Inggris (PAI-13)

Bahasa Arab dan bahasa Inggris merupakan dua bahasa asing yang paling diminati oleh pelajar muslim di Indonesia, khususnya mereka yang sedang belajar di perguruan tinggi Islam maupun pondok-pondok pesantren (modern). Penguasaan atas dua bahasa tersebut menjadi sebuah tantangan  sekaligus tuntutan bagi mereka, sebab khasanah intelektual Islam yang bermutu banyak ditulis ke dalam dua bahasa tersebut. 


Bahasa Arab bagi seorang menjadi kunci pokok untuk membuka cakrawala pengetahuan  keislaman. Dengan kunci itulah, ia akan mampu mengetahui tentang sejarah, keilmuan, serta kebudayaan Islam yang dahulu pernah mencapai mercusuar peradaban internasional sebelum akhirnya tergilas oleh peradaban modern sekarang ini. Mengapa bisa tergilas dan terpendam, tidak lain oleh karena tiadanya generasi penerus, yang paling tidak bisa mempertahankan kalaupun tidak mampu mengembangkan peradaban pendahulunya. Mengapa pula mereka tidak mampu mempertahankannya, jawabannya adalah karena mereka buta dari peradaban tertulis.[1]
 

Bahasa Arab sebagai bahasa ilmu pengetahuan telah diakui peranannya oleh lembaga internasional, bahkan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah membuat suatu keputusan yang menetapkan bahasa Arab sebagai salah satu bahasa resmi yang dipergunakan dalam lembaga internasional ini serta lembaga-lembaga yang bernaung di bawahnya.  Dengan  demikian  bahasa  Arab  menjadi  sangat  penting  artinya bagi bangsa Indonesia sebagai salah satu anggota PBB sekaligus sebagai negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam dan juga telah lama menjalin hubungan cukup erat dengan negara-negara Arab. Adanya kepentingan tersebut menjadikan bahasa Arab dalam segala aspeknya, layak dan menarik untuk dikaji.[2]
 

            Demikian pula halnya dengan bahasa Inggris yang merupakan bahasa komunikasi dunia. Umat Islam mau tidak mau harus berusaha menguasainya juga jika tidak ingin tersisih dari pergaulan dunia. Dalam dunia keilmuan, banyak karya bermutu yang ditulis dalam bahasa ini. Bahkan tidak sedikit juga karya keislaman  oleh sarjana Barat, yang tentunya lebih obyektif dalam melihat Islam, yang ditulis ke dalam bahasa Inggris seolah-olah tidak mereka maksudkan untuk konsumsi orang Islam saja. Para cendekiawan muslim sendiri tidak jarang menorehkan karya-karya mereka dalam bahasa ini. Barangkali mereka bermaksud agar karya mereka dapat dibaca oleh khalayak yang lebih luas. Memang sepuluh sampai dua puluh tahun terakhir ini Islam seolah menjadi agama yang paling menarik perhatian dunia internasional terlepas dari baik buruknya pandangan mereka terhadap agama ini.


Disinilah letak pentingnya kedua bahasa tersebut bagi umat Islam. Dan kita, mahasiswa UIN Sunan Kalijaga,     yang sebentar lagi akan  mewarisi tongkat estafet perjuangan harus berusaha sekuat tenaga menguasai kedua bahasa tersebut sebagai bekal kita membuka serta menyelami khasanah intelektual Islam bermutu yang banyak ditulis ke dalam dua bahasa tersebut. 


Masalahnya sekarang adalah bagaimana meningkatkan kualitas berbahasa Arab dan Inggris yang oleh sebagian mahasiswa masih dianggap sebagai bahasa yang sulit bahkan memandangnya sebagai momok. Hal ini merupakan tantangan yang harus diupayakan pemecahannya. Di sini peran guru dan pakar bahasa Arab sangat dinantikan. Upaya yang dapat dilakukan berupa pengadaan pusat latihan, laboratorium bahasa, kursus-kursus, massa media yang menyajikan bahasa Arab dan inggris yang praktis, serta buku-buku karya ilmiah yang menyajikan bahasa Arab dan inggris yang mudah, gamblang serta metodologis. Dan hal ini, khususnya bahasa Arab, terasa masih langka.[3] Usaha lain yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan penelitian-penelitian kebahasaan di mana hasilnya akan sangat bermanfaat bagi pengembangan metode pengajaran bahasa. Dan seorang mahasiswa jurusan pendidikan bahasa asing harus sudi belajar untuk  melakukan hal tersebut.[4] Salah satu bentuk penelitian kebahasaan adalah analisis kontrastif.


Berkaitan dengan hal tersebut penulis mencoba untuk memberikan sumbangan bagi dunia pengajaran bahasa  dengan melakukan sebuah penelitian kebahasaan berupa Analisis kontrastif. Sejak akhir perang dunia II sampai pertengahan tahun 1960-an Analisis kontrastif (Anakon) mendominasi dunia pengajaran B2 dan pengajaran bahasa asing. Mengingat pentingnya peranan Analisis kontrastif tersebut maka wajar apabila para guru bahasa asing dan bahasa kedua memahaminya.[5]
 

Analisis kontrastif, berupa prosedur kerja, adalah aktifitas atau kegiatan yang mencoba membandingkan struktur B1 dengan B2 untuk mengidentifikasi perbedaan-perbedaan antara dua bahasa yang diperoleh dan dihasilkan melalui analisis kontrastif, yang dapat digunakan sebagai landasan dalam meramalkan atau memprediksi kesulitan-kesulitan belajar berbahasa yang akan dihadapi para siswa di sekolah, terlebih dalam belajar B2.[6] Karena hambatan terbesar dalam proses menguasai B2 adalah tercampurnya sistem bahasa pertama dengan bahasa kedua. Disinilah peran analisis kontrastif, yaitu menjembatani kesulitan tersebut dengan mengkontraskan kedua sistem bahasa tersebut untuk meramalkan kesulitan-kesulitan yang mungkin akan dialami siswa.[7] Dari hasil analisis itu akan diketahui perbedaan-perbedaan dan persamaan-persamaan struktur yang dikontraskan. Makin banyak perbedaan, makin banyak pula waktu yang harus digunakan untuk melatih siswa.[8]
 

Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut penulis mengangkat analisis kontrastif sebagai tema penulis skripsi tepatnya berjudul analisis kontrastif struktur kalimat perbandingan dalam bahasa Arab, bahasa inggris dan bahasa Indonesia. Dalam skripsi ini penulis membandingkan dua B2 sekaligus yaitu bahasa Arab dan bahasa inggris dan bahasa Indonesia sebagai B1, dengan pertimbangan dua bahasa asing itulah yang kami pelajari di PBA (pendidikan bahasa Arab) bahkan sejak kami belajar di sekolah menengah. Jadi kami pikir, kami sudah lama bergelut dengan kedua bahasa tersebut di samping pertimbangan-pertimbangan lain yang telah kami sebutkan di depan. Namun hasil dari studi ini ditujukan sebagai masukan terhadap pembelajaran bahasa Arab.


Tingkat perbandingan dalam bahasa Arab biasa disebut Isim Tafdhil sedangkan dalam bahasa inggris disebut Eletives atau Degree of Comparison. tingkat perbandingan termasuk fungsi gramatikal yang sering dipakai. Sehingga sangat penting bagi kita sebagai mahasiswa jurusan Pendidikan Bahasa untuk memahaminya sebagai bekal kita menelaah teks-teks Arab maupun inggris.



Judul : Tingkat Perbandingan Bahasa Indonesia, Arab, Dan Inggris (PAI-13))

Untuk mendapatkan file lengkap dalam bentuk MS-Word, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File
atau klik disini

0 komentar:

Posting Komentar