Pages

Minggu, 10 Juni 2012

Peranan Orang Tua Dalam Membina Kecerdasan Spiritual Anak Dalam Keluarga (PAI-5)

BAB I 
PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah
Anak merupakan amanah Allah SWT yang harus dijaga  dan dibina, hatiny yang   suc adala permata   yang   sanga maha harganya Jika dibiasakan pada  kejahatan dan  dibiarkan  seperti  dibiarkannya  binatang,  ia akan  celaka  dan  binasa.  Sedangkan memeliharanya  adalah  dengan  upaya pendidikan dan mengajarinya akhlak yang baik. Oleh karena itu orang tualah yang memegang faktor kunci yang bisa menjadikan anak tumbuh dengan jiwa Islami sebagaimana sabda Rasulullah:

Artinya: Telah  menyampaikan  kepada  kami  Adam,  telah  menyampaikan kepada  kami  Abi  Zibin  dari  Az-Zuhri  dari  Abi  Salamah  bin Abdirrahman   dar AbHurairah   R. ia   berkata:   Bersabda Rasulullah  SAW:   Setiap  anak  dilahirkan  diatas fitrahnya  maka kedua   orang   tuanyala yang   menjadikanny seorang   Yahudi, Nasrani atau Majusi”. (Hadis riwayat Bukhari)


Dari hadis ini dapat dipahami, begitu pentingnya peran orang tua dalam membentuk kepribadian anak dimasa yang akan datang. Dalam Al-Qur’an al- Karim surat Luqman ayat 16:

Artinya: (Luqman  berkata)  Hai  anakku,  sesungguhnya  jika  ada  (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau    di    dalam  bumi,   niscay Allah   akan   mendatangkannya (membalasinya)   sesungguhny Allah  Maha   Halus   lagi   Maha Mengetahui. (Luqman : 16)2

Orang tua hendaknya memperhatikan anak dari segi Muraqabah Allah SW yakni   dengan   menjadikan  anak  merasa   bahw Alla selamanya mendengar bisikan dan pembicaraannya, melihat setiap gerak-geriknya serta mengetahui apa  yang  dirahasiakan dan  disembunyikan.  Terutama  masalah kecerdasan  spiritual  anak  (SQ).  SQ  merupakan landasan  yang  diperlukan untuk  memfungsikan  IQ  dan  EQ  secara  efektif.  Bahkan  SQ merupakan kecerdasan tertinggi manusia.

Pada  saat  ini  kita  telah  mengenal  adanya  tiga  kecerdasan.  Ketiga kecerdasan itu adalah  kecerdasan  otak  (IQ),  kecerdasan  hati  (EQ),  dan kecerdasan spiritual (SQ). Kecerdasan-kecerdasan tersebut memiliki fungsi masing-masing yang kita butuhkan dalam hidup di dunia ini.

Dalam rangka mencapai pendidikan, Islam mengupayakan pembinaan seluruh  potensi manusia  secara  serasi  dan  seimbang  dengan  terbinanya seluruh potensi manusia secara sempurna diharapkan ia dapat melaksanakan fungs pengabdianny sebagai  khalifa di   muka   bumi Untuk   dapat melaksanakan pengabdian tersebut harus dibina seluruh potensi yang dimiliki yaitu potensi spiritual, kecerdasan, perasaan dan kepekaan. Potensi-potensi itu sesungguhnya merupakan kekayaan dalam diri manusia yang amat berharga.

Kecerdasan spiritual (SQ) adalah kemampuan untuk memberi makna ibadah terhadap setiap perilaku dan kegiatan, melalui langkah-langkah dan pemikiran yang bersifat fitrah menuju manusia yang seutuhnya (hanif) dan memiliki pola pemikiran tauhid (integralistik), serta berprinsip hanya karena
Allah.

Adapun   ketiadaan  kecerdasan  ruh  akan  mengakibatkan  hilangnya ketenangan   bathin   dan   pada   akhirny akan   mengakibatka hilangnya kebahagiaan pada diri orang tersebut. Besarnya kecerdasan ruh lebih besar dari pada kecerdasan hati dan kecerdasan otak atau kecerdasan ruh cendrung
meliputi kecerdasan hati dan kecerdasan otak.

Kecerdasan  spiritual  adalah  kecerdasan  jiwa.  Ia  dapat  membantu manusia menyembuhkan dan membangun dirinya  secara  utuh.  Kecerdasan spiritual  ini  berada  di bagian  diri  yang  paling  dalam  yang  berhubungan langsung  dengan  kearifan  dan kesadaran  yang  dengannya  manusia  tidak hanya mengakui nilai-nilai yang ada tetapi manusia secara kreatif menemukan nilai-nilai yang baru.

Setiap manusia pada prinsipnya membutuhkan kekuatan spiritual ini, karena kebutuhan  spiritual  merupakan  kebutuhan  untuk  mempertahankan/mengembangkan keyakinan dan memenuhi kewajiban agama serta kebutuhan untuk mendapatkan pengampunan mencintai, menjalin hubungan dan penuh rasa percaya dengan sang penciptanya.

Kecerdasan  spiritual  ini  s`ngat  penting  dalam  kehidupan  manusia, karena ia akan memberikan kemampuan kepada manusia untuk membedakan yang baik  dengan yang buruk, memberi manusia rasa moral dan memberi manusia kemampuan untuk menyesuaikan dirinya dengan aturan-aturan yang baru.

Peranan  orang  tua  sangat  berpengaruh  sekali  dalam  mendidik  anak- anaknya terutama sekali di dalam pendidikan agama Islam. Anak merupakan bahagian  dari masyarakat  yang  dipundaknya  terpikul  beban  pembangunan dimasa mendatang, dan juga sebagai generasi penerus dari yang tua-tua, maka dari itu orang tua harus lebih memperhatikan dan selalu membimbing dan mendidik dengan baik, sehingga  tercapailah baginya kebahagiaan dunia dan kebahagiaan akhirat.

Untuk mengantisipasi hal ini, maka Allah mengingatkan kepada orang tua agar mempertahankan keturunannya.

Artinya:  Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan  dibelakang  mereka  anak-anak  yang  lemah  yang mereka  khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka oleh sebab itu hendaklah mereka bertaqwa kepada Allah. (Qs. An-Nisa : 9)

Ayat di atas mengisyaratkan kepada orang tua agar tidak meninggalkan anak  mereka dalam keadaan lemah. Lemah disini maksudnya adalah lemah dalam  segala  aspek kehidupan  seperti  lemah  mental,  psikis,  pendidikan, ekonomi  terutama  lemah  iman (spiritual).  Anak  yang  lemah  iman  akan menjadi generasi       tanpa        kepribadian.             Jadi   semua orang   tua    harus memperhatikan  semua  aspek  perkembangan  anaknya baik itu  dari  segi perhatian,  kasih  sayang,  pendidikan  mental,  maupun  masalah  aqidaatau keimanannya. Maka bertaqwalah kepada Allah para orang tua, berlaku lemah- lembutlah kepada  anak,  karena  dengan  berperilaku  lemah-lembut  sangat membantu dalam menanamkan kecerdasan spiritual pada anak sebab anak itu besarnya  nanti  ditentukan bagaimana  cara-cara  orang  tua  memdidik  dan membesarkannya.

Dalam Al-Qur’an al-Karim surat An-Nahl ayat 78 yang berbunyi:

Artinya: Dan  Allah  mengeluarkan  kamu  dari  perut  ibumu  dalam  keadaan tidak mengetahui sesuatupun. Dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.

Untuk memperkuat pribadi, meneguhkan hubungan, memperdalam rasa syukur  kepada Allah atas nikmat dan perlindungan yang selalu kita terima, maka dirikanlah  shalat,  karena dengashalat kita  melatih lidah,  hati,  dan seluruh  anggota  badan  untuk  selalu  ingat kepada  Allah.  Dan  Allah  tidak menyukai orang-orang yang sombong.
Beranjak dari apa yang penulis paparkan di atas dapat dipahami bahwa upaya membina  kecerdasan  spiritual  anak  perlu  mendapat  perhatian  yang serius dari para orang tua, yang berdasarkan kepada Al Qur’an dan Hadis.

Berdasarkan  hal  tersebut  mendorong  penulis  untuk   membahasnya dengan judul  PERANAN   ORANG    TUA     DALAM     MEMBINA KECERDASAN SPIRITUAL ANAK DALAM KELUARGA.

Untuk mendapatkan file lengkap dalam bentuk MS-Word, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

0 komentar:

Posting Komentar