Dental stone adalah bahan yang terbuat dari gipsum yang kristalisasinya dikontrol secara hati – hati dengan tekanan uap dalam wadah tertutup dan biasanya di sebut sebagai α-hemihidrat1.
Secara komersial, dental stone dibuat dari gipsum yang dipanaskan pada suhu 125° C dibawah tekanan uap dalam autoklaf secara terus menerus sehingga terbentuk hemihidrat dengan porositas yang rendah2.
|
Adapun bentuk reaksi kimianya3 :
Ca2+(aq)+ SO42-(aq) + 0,5H2O(l)→ α-CaSO4 0,5H2O(s)
Menurut Internasional Organization for Standarization gipsum di klasifikasikan ke dalam lima tipe:
1. Tipe I Dental plaster, pencetakan
2. Tipe II Dental plaster, model
3. Tipe III Dental stone, die, model
4. Tipe IV Dental stone, die, kekuatan besar, ekspansi rendah
5. Tipe V Dental stone, die, kekuatan besar, ekspansi tinggi2.
Dental stone tipe III yang juga biasa disebut sebagai stone kelas I atau Hydrocal memiliki nilai minimum kekuatan tekan 20,7 Mpa (3000 psi) (tabel 1.1), tapi tidak melebihi 34,5 Mpa (5000 psi). Bahan ini digunakan untuk membuat model dalam proses pembuatan gigi tiruan sebagian atau penuh yang cocok dengan jaringan lunak karena stonememiliki kekerasan permukaan yang melebihi dental plaster juga kekuatan yang cukup memadai untuk pembuatan gigi tiruan dan gigi tiruan akan lebih mudah dilepaskan setelah diproses.4
Dental stone tipe IV yang juga biasa disebut sebagai stone kelas II, densite,improved stone atau modifiedα-hemihidrat. Dental stone tipe IV utamanya digunakan untuk membuat model atau diedalam pembuatan mahkota, jembatan dan inlay. Bahan ini digunakan karena memiliki kekuatan yang tinggi dan kekerasan permukaan yang merupakan hal wajib selama proses pembuatan die. Permukaan yang keras adalah hal yang penting untuk dental stone yang digunakan pada pembuatan die, karena ruangan hasil preparasi akan diisi dengan malam dan setelah itu di ukir sama rata dengan tepi dari die. Digunakan alat yang tajam pada proses pengukiran; oleh karena itu stoneharus tahan terhadap abrasi. Dengan permukaan yang mengering lebih cepat, kekerasan permukaan pun lebih meningkat dibandingkan dengan kekuatan tekan. Ini merupakan keuntungan karena permukaan tahan terhadap abrasi, mengingat inti dari die adalah kuat dan jarang rusak secara kebetulan.1,4
Dental stone tipe V merupakan salah satu produk gipsum yang memiliki kekuatan tekan yang sangat tinggi dibandingkan dengan dental stone tipe IV. Karena memiliki ekspansi setting yang cukup tinggi sehingga penggunaannya lebih dikhususkan pada pembuatan inlay logam, onlay, mahkota, dan gigi tiruan jembatan logam.4
Tahap – tahap pencampuran bubuk dental stone dengan air :
a. Menakar. Air dan bubuk harus diukur dengan benar dengan menggunakan pengukur silinder untuk volume air dan timbangan untuk bubuk. Bubuk tidak boleh diukur dengan menggunakan sendok takar, karena bentuk bubuk bervariasi dari produk satu dengan produk lainnya dan tidak dibungkus seragam. Bubuk akan menjadi lebih keras begitu kemasan tersisa tidak digunakan. Bila kemasan dikocok, volume akan meningkat sebagai akibat terjebaknya udara.
b. Pengadukan. Bila mengaduk dengan menggunakan tangan, rubber bowl harus berbentuk parabolik, halus, dan tahan terhadap abrasi. Spatula harus memiliki bilah yang kaku serta pegangan yang nyaman dipegang. Terjebaknya udara dalam adukan harus dihindari untuk mencegah poros yang dapat menyebabkan kelemahan dan ketidakakuratan permukaan. Penggunaan vibarator otomatis, dengan frekuensi tinggi dan amplitudo rendah akan membantu. Air yang sudah diukur ditempatkan dalam rubber bowl, dan bubuk yang sudah diukur ditaburkan ke dalam rubber bowl. Adukan kemudian dengan cepat diputar, dengan secara periodik menyapu spatula ke dalam rubber bowl untuk menjamin pembahasan semua bubuk serta memecahkan endapan, atau gumpalan. Pengadukan harus terus berlangsung sampai diperoleh asukan yang halus, biasanya dalam 1 menit. Semakin lama waktu pengadukan berarti mengurangi waktu kerja. Kebiasaan menambahkan air dan bubuk berulang – ulang untuk mencapai konsistensi yang tepat haruslah dihindari. Hal tersebut menyebabkan ketidakseragaman pengerasan dalam massa adukan, menghasilkan kekuatan yang rendah dan distorsi, satu penyebab utama ketidakakuratan dalam menggunakan produk gipsum. Metode yang paling disukai adalah menambahkan air yang sudah diukur terlebih dahulu, diikuti dengan penambahan bertahap bubuk yang telah ditimbang. Bubuk diaduk selama kurang lebih 15 menit dengan spatula, diikuti pengadukan mekanik hampa udara selama 20 – 30 detik dengan mixer. Dengan cara ini stone yang diaduk dengan tepat akan menghasilkan model yang padat. Kekuatan dan kekerasan yang diperoleh dengan pengadukan mekanik hampa udara biasanya melebihi dari pengadukan tangan selama 1 menit.4
Campuran dental stone memerlukan waktu tertentu untuk setting yang sempurna. Bubuk dicampur dengan air, dan waktu antara mulai pengadukan sampai bahan mengeras dikenal sebagai waktu setting. Waktu settingdental stone juga dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu :
a. Ketidakmurnian. Bila proses kristalisasi tidak sempurna sehingga tetap terdapat partikel gipsum, atau bila pabrik menambahkan gipsum, waktu pengerasan akan diperpendek karena peningkatan dalam potensi nukleus kristalisasi. Bila ortombik anhidrit juga ada, periode induksi akan ditingkatkan; proses tersebut dapat berkurang bila terdapat heksagonal anhidrat.
b. Kehalusan. Semakin halus ukuran partikel hemihidrat, semakin cepat adukan mengeras; khususnya bila produk tersebut telah digiling selama proses pembuatan. Tidak hanya kecepatan kelarutan hemihidrat menjadi meningkat, tetapi juga nukleus gipsum lebih banyak, karena itu kecepatan kristalisasi terjadi lebih cepat.
c. Perbandingan antara air dan bubuk dental stone. Penggunaan air yang berlebihan dapat menyebabkan inti kristalisasi menjadi lebih sedikit sehingga waktu settingmenjadi lebih lama.
d. Pencampuran. Kristal dari gipsum akan terbentuk dengan segera sesaat setelah bercampur dengan air. Saat pencampuran dimulai, pembetukan kristal akan meningkat. Jadi waktu setting menurun.
e. Suhu. Efek suhu terhadap waktu settingtidak menentu dan berubah – ubah dari satu dental stone dengan yang lain, perubahan kecil yang terjadi antara 0° C (32° F) dan 50° C (120° F). Jika suhu air pada pencampuran dengan dental stone melebihi 50° C, secara berangsur – angsur akan melambat. Jika suhu mendekati 100° C (212° F), tidak ada reaksi yang terjadi. Pada kisaran suhu tertinggi (50° C - 100° C), reaksi 2 yang terjadi adalah kebalikannya, dengan kecenderungan kristal gipsum yang terbentuk berubah kembali menjadi hemihidrat.
f. Retarder dan akselerator. Hal paling efektif dalam mengontrol waktu settingdental stone adalah dengan memmberikan bahan kimia pada pencampuran dental stone. Jika bahan kimia yang ditambahkan menurunkan waktu setting, itu disebut akselerator, jika meningkatkan waktu setting maka itu disebut retarder. Retarder umumnya bekerja dengan membentuk lapisan penyerap hemihidrat untuk mengurangi kelarutan dan menghambat pertumbuhan kristal – kristal gipsum yang ada4.
Judul : Pengaruh Perbandingan Air Dan Bubuk Terhadap Lamanya Waktu Setting Dental Stone (KD-11)
Untuk mendapatkan file lengkap dalam bentuk MS-Word, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File
atau klik disini
0 komentar:
Posting Komentar