Sumberdaya manusia mempunyai peranan yang sangat penting, dalam interaksinya dengan faktor modal, material, metode, dan mesin. Kompleksitas yang ada dapat menentukan kwalitas produk, oleh karena itu mengharuskan kita untuk selalu berhati-hati dan memperhatikan settap aspeknya. Snyder (1980 : 431) mengemukakan bahwa "manusia merupakan sumberdaya yang paling bernilal, dan ilmu perilaku menyiapkan banyak teknik dan program yang dapat menuntun pemanfaatan sumberdaya manusia secara lebih efektif'.
Prestasi merupakan suatu kebutuhan bagi seorang karyawan individu, hal ini sebagaimana pendapat David C. McClelland (1961 : 99) menunjukkan bahwa motif yang kuat untuk berprestasi - keinginan untuk berhasil dan unggul dalam situasi persaingan -berhubungan dengan sejauh mana individu dimotivasi untuk menjalankan tugas-tugasnya. Sejalan dengan ini Atkinson (1978 : 346 - 348) menjelaskan bahwa semua orang dewasa yang sehat mempunyai cadangan energi potensial. Bagaimana energi itu dilepas dan digunakan tergantung pada:
(1) kekuatan kebutuhan atau motif dasar yang bersangkutan
(2) harapannya akan berhasil dan
(3) nilai rangsangan yang melekat pada tujuan."
Model Atkinson ini menghubungkan antara perilaku dengan kinerja dan tiga dorongan dasar yang berbeda diantara para individu. Dengan demikian untuk mencapai potensi kerja yang tinggi tidaklah mudah, perlu adanya dorongan-dorongan, walaupun setiap manusia pada hakekatnya mempunyai kecakapan dan potensi untuk melaksanakan dan menghasilkan aktivitas tersebut. Demikian halnya setiap orang memiliki semua kebutuhan itu dalam kadar tertentu dan tidak ada dua orang yang sama memiliki semua kebutuhan dalam proposi yang sama.
Scialan dengan itu Effendi (1986 : 68) menjelaskan bahwa "Prestasi kerja karyawan kadang-kadang tidak sesuai dengan keeakapan yang dimilikinya, memang faktor penyebabnya tidak sama antara karyawan yang satu dengan karyawan yang lainnya. Faktor penyebab ini tergantung dari orangnya sendiri dan lingk-ungan kerjanya. Tidak sesuainya prestasi kerja dengan kecakapan itu bagi seorang karyawan mungkin karena tidak menyukai pimpinannya atau dapat juga karena kek-urangan energi dan lain sebagainya."
Dari uraian di atas maka tampak jelas bahwa peranan motivasi dalam menunjang pemenuhan kebutuhan berprestasi sangat besar, atau dengan kata lain motivasi mempunyai hubungan yang positif terhadap prestasi kerja, ini sejalan dengan pendapat Armstrong (1988 : 75) yakni "hubungan antara motivasi dan prestasi kerja adalah sesuatu yang positif', meningkatnya motivasi akan menghasilkan lebih banyak usaha dan. prestasi kerja yang lebih baik, dan sebaliknya.
Dipandang sebagai sistem, motivasi dalam orgarlisasi terdiri dari tiga faktor yang perlu. dipertimbangkan yakni karakteristik individual, karaktetistik pekerjaan, karakteristik situasi kerja/lingkungan kerja. (Husnan, 1989: 52).
Menurut Hellriegel dan slocum (1989 : 422) mengklasifikasikan tiga faktor utama yang mempengaruhi motivasi, meliputi karakteristik individu, karakteristik pekerjaan, dan karaktetistik organisasi. (Sujak 1990 249).
Karakteristik individu meliputi minat, sikap dan kebutuhan. Perbedaan-perbedaan ini dibawa kedunia kerja sehingga motivasi kerja individu bervariasi,
Karakteristik pekerjaan yakni cirl-ciri pekerjaan yang meliputi persyaratan tuntutan kecakapan, identitas tugas, signifikansi tugas, otonomi dan balikan. Perbedaan-perbedaan ini akan berpengaruh terhadap motivasi kerja, sehingga prestasi kerja individu akan bervariasi.
Karakteristik organisasi yang merupakan ciri-ciri dari organisasi yang meliputi kebijakan dan kultur organisasi, dan lingkungan kerja yang terdekat. Perbedaan-perbedaan ini dapat mempengaruhi motivasi kerja, sehingga prestasi kerja individu dapat bervariasi dengan individu yang lainnya.
Motivasi kerja dimaksudkan adalah bentuk yang secara umum dipergunakan sebagai petunjuk motivasi dalam melakukan pekerjaan sekarang ini, dan kuat lemahnya motivasi kerja seseorang tenaga kerja ikut menentukan besar kecilnya prestasi kerja. (As'ad, 1991 : 45). Motivasi kerja merupakan bagian dan motivasi karier, hal ini sebagaimana diungkapkan oleh London bahwa motivasi karier mencakup motivasi kerja dan motivasi manejerial. (Timpe, 1993 : 176). Terdapat tiga variabel dari motivasi karier yang termasuk dalam motivasi kerja, sebagaimana diungkapkan oleh London yakni dimensi ciri individual dikelompokkan kedalam tiga Wilayah yakni identitas karier, pandangan dalam karier, ketahanan karier ( Timpe, 1993: 177).
Identitas karier dimaksudkan untuk menunjukkan bagaimana pentingnya karier bagi seseorang Pandangan kedalam karier dimaksudkan menunjukkan persepsi terhadap, gangguan secara optimal, realistis tentang diri sendiri dan organisasi serta menghubungkan kepada sasaran karier. Ketahanan karier merupakan daya tahan seseorang atau dengan kata lain ketahanan seseorang terhadap ganggunan perjalan kariernya yang komplerks . ( Timpe, 1993: 178-186)
Dari uraian tersebut penelitian ini menfokuskan pada : Hubungan Motivasi dan prestasi kerja karyawan "
0 komentar:
Posting Komentar