Pages

Minggu, 17 Februari 2013

Perubahan Jumlah Serat Kasar Sebelum Dan Sesudah Fermentasi Campuran Limbah Organik Pasar Dan Tepung Daun Murbei (Morus Alba) Dengan Imbangan Yang Berbeda (PT-12)



Hampir di setiap daerah di Indonesia mempermasalahkan limbah pasar karena dianggap mencemari lingkungan. Limbah pasar ternyata merupakan salah satu peluang sumber pakan. Limbah organik pasar seperti jagung,   kol, wortel, sawi, kangkung, tomat, kentang dan sebagainya ternyata cukup melimpah setiap hari di pasar-pasar. Beberapa jenis limbah  pasar mempunyai nilai nutrisi yang tinggi bahkan dapat menyamai rumput unggul. Karena itu, limbah organik pasar jika digunakan sebagai pakan dapat menggantikan biaya pembelian rumput unggul.
Walaupun limbah pasar yang sebagian besar terdiri dari limbah sayur sangat potensial untuk menjadi bahan pakan ternak, namun terkendala dengan kondisinya yang mudah menjadi busuk sehingga tidak bisa disimpan lama. Penggunaan limbah sebagai bahan pakan akan memberikan keuntungan ganda yaitu menambah variasi dan persediaan bahan bakuransum serta mengurangi pencemaran lingkungan. Disamping itu, limbah pasar dapat memberikan keuntungan lain dalam hal penekanan biaya pakan. Penggunaan limbah sebagai pakan ternak harus melalui penanganan dan pengolahan lebih lanjut atau perlu sentuhan teknologi agar lebih berdaya guna sebagai pakan.

Keberadaan limbah pasar di tanah air sangat banyak, dan dapat ditemukan dibanyak tempat, khususnya pada pasar-pasar tradisional. Pemanfaatan limbah pasar sebagai pakan ternak akan lebih efektif jika dilakukan fermentasi terlebih dahulu. Salah satu bahan yang dapat ditambahkan dalam proses fermentasi ini adalah daun murbei. Diharapkan dengan adanya perlakuan fermentasi limbah pasar yang ditambahkan dengan daun murbei dapat meningkatkan kecernaan serat, sehingga dapat menghasilkan bahan yang baik untuk digunakan sebagai pakan.

0 komentar:

Posting Komentar